Hamba Allah

Diriwayatkan dalam berbagai hadits bahwa saat-saat yang mustajab untuk dikabulkannya do'a dan munajat kita adalah (pertama) di saat sahur, (kedua) ketika matahari terbit, (ketiga) ketika matahari terbit, (keempat) saat antara azan dan iqamat. Dalam riwayat lain disebutkan di antara khutbah pertama dan kedua saat sholat Jum'at, ketika ayam berkokok di tengah malam karena mendengar datangnya malaikat, dan masih banyak lainnya yang menyebabkan do'a menjadi mustajab.

Kita sebagai seorang murid Syekh Mursyid yang dipilih Allah (Al-Mushthafa) juga memiliki saat-saat mustajab sewaktu kita semajelis dengannya. Ketika kita bersama seorang Pewaris limpahan cahaya Nur Kenabian (Waratsatul Anbiya), kita berada dalam atmosfer ruhani yang berkilau cahaya. Oleh karenanya janganlah kita sia-siakan kesempatan itu dengan banyak berdo'a. Misalnya untuk keselamatan diri, keluarga, saudara kita di dunia maupun akhirat. Jika kita menyadari bahwa apa yang ada di Tangan Allah melebihi apa yang ada di tangan kita sekarang ini, maka kita tidak merasakan jemu (bosan) mendatangi terus majelis Guru kita, dan selalu ingin berdekatan dengannya. Itulah moment diterimanya do'a dan ampunan atas segala dosa kita.

Dahulu, tiada turun suatu azab pada suatu kaum di mana sosok Nabi Saw berada di tengah-tengah mereka. Kemurkaan Allah kepada kita atas pembangkangan perintah dan larangan-Nya selama ini semoga mereda dengan berdampingan terus dengannya. Dan tampaklah Ampunan sebagai bagian rahmat-Nya melebihi apa yang kita ketahui. Ketika ampunan telah digenggam, kenikmatan apa yang dapat melebihi yang demikian.

Do'a yang diterima bisa melebihi apa yang kita inginkan, dan bisa berupa kasih sayang Allah yang menghindari kita dari keinginan atas nikmat yang justru akan menyebabkan jauhnya posisi kita dari kedekatan kepada-Nya.