Hamba Allah

Saat itu, pertama kalina saya merasakan kecewa yang luar biasa, akan tetapi juga kebahagiaan yang luar biasa karena melihat senyum dan tawa dari teman-teman seperjuangan. Subhanallah.. nikmat sekali jika mau diambil hikmahna.

Bismillah... mulai bercerita. Ketika itu, saya duduk di bangku kelas 2, SMA Negeri 1 Purwodadi (SmansA PurGan) tercinta. Sedang gencar-gencarna diadakan pemilihan ketua OSIS di sekolah. Dan kandidatna diambil dari pengurus OSIS angkatan saya. kebetulan saat itu, saya menjabat sebagai staff di bidang 5, yaitu Kepeminpinan dan Pengembangan Organisasi (moga ga salah, lupa e...). Bidang ini memang sejak tahun ke tahun diincar sebagai kandidat ketua OSIS. Wah.. saat itu semangat organisasi saya masih sangat menggebu-gebu. selengkapna >>

Proses seleksi pun dimulai, dari sekian pengurus, diseleksi hingga 20 besar, 10 besar, hingga akhirna  5 besar. dan ALhamdulillah... saya bisa masuk dengan segala bentuk perjuangan. Tawa, tangis, haha.. hikz.. hikz... tapi alhamdulillah tak ada yang namana caci maki.

Dari 5 besar itu, saya sendiri yang perempuan. Yang lain putra, Agus Sugiarto, Wasis Kurnia, Saifu Ramdani, dan satuna sapa ya, saya lupa e (maaf ya teman). Niatan saya, wah... emansipasi.. kapan lagi bisa berjuang sebagai ketua OSIS? Hehe

Ketika sudah 5 besar ini, tantangana semakin berat. Gimana enggak, udah kayak pemilihan presiden ajah... ada sistem kampanye.. visi misi, dan pencanangan program kerja unggulan ke seluruh kelas. Ketika hari H, harus berkeliling kelas sejak pagi hingga usai sekolah, udah gitu, di setiap kelas, ada aja perintah.. permintaan macem2 dari anak-anak. Wah.. lama2 kaya perploncoan gitu, tapi untungna yang mendidik. Tapi lumayan seru.. dan pastinya.. cuapek minta ampun.

Tiba ketika perhitungan suara, situasi berlangsung menegangkan... banyak dukungan dari sana sini.

HIngga akhir perhitungan suara, saya belum merasakan apa-apa.. padahal sudah diketahui hasilna. baru ketika diumumkan serta dirayakan, entah kenapa rasana tiba-tiba kecewa luar biasa. air mata pun mengalir dari sudut mata saya. Dua hal yang saya rasakan waktu itu, kecewa karena gagal dan bahagia melihat tawa riang saudara2 saya yang jadi ketua OSIS serta para rohis pendukung kandidat itu.

Malemna... saya tumpahkan semua rasa kekecewaan saya pada orang tua saya. menangis sejadi-jadina di pangkuan mereka. Satu beban moral bagi saya adalah, gelar siswa berprestasi yang saya raih, diharapkan oleh para Guru untuk bisa meneruskan di OSIS sebagai ketua OSIS. Banyak sekali harapan mereka... maafkan saya bapak, ibu Guru. Dengan bijakna mereka banyak memberi wejangan untuk saya. meski begitu, sampai malam hampir larut, saya baru berhenti menangis dan tertidur lelap dipangkuan mereka.

Semua ada hikmahna... tapi merupakan pengalaman yang seru.. Setelah itu, saya tetap mengabdi di OSIS, sebagai ketua bidang 4, Pengabdian pada masyarakat dan Budi Pekerti Luhur. Hihi... nene.. mencoba untuk menjadi pribadi yang baik, berjiwa sosial,  dan berbudi pekerti luhur.

Dan semangat itu, akhirna lah yang mempertemukan saya dengan orang yang saya sayangi sekarang. 

^_^