Manjadda Wajada.. Bersungguh-sungguhlah.. Maka Kita Akan BerhasiL..

HIV Care

Author: rhosyidanelly // Category:
Istilah HIV sudah sangat akrab di telinga kita. Banyak bahasan dan diskusi di beberapa media yang membahas bagaimana cara pencegahannya, paling tidak mengurangi kecepatan pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan sampai sekarang belum ada obat (secara medis) yang mampu benar-benar menyembuhkan penyakit yang diakibatkan oleh virus yang menyerang system Imun tersebut. Nah.. ini adalah ide Saya dan Abi yang merasa prihatin akan situasi demikian. Ya… usaha mencegah penyebaran virus tersebut di kalangan pelajar kita.

Semoga bisa menjadikan manfaat. Amin




PEMBUATAN KOMIK HIV-Care
SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI BAHAYA HIV DAN PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIA SMP DI KABUPATEN SEMARANG


Sejak bertahun-tahun yang lalu dunia kesehatan menemukan kasus penyakit HIV/AIDS yang hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya. Padahal, semakin lama jumlah penderita penyakit tersebut terus meningkat. Data Ditjen PPM dan PL Depkes RI mengatakan, jumlah keseluruhan pengidap HIV dan AIDS di Indonesia yang dilaporkan sampai 30 Juni 2006 lalu adalah 10.859 orang, dimana 1507 diantaranya diakhiri dengan kematian. Penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Indonesia pada 2010 diprediksi mencapai angka 1 - 5 juta orang. Hal ini berdasar peningkatan kasus per kasus di seluruh provinsi. Hingga 8 Desember, kasus HIV/ AIDS di Jateng mencapai 403 penderita. Dalam acara yang digelar Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang terungkap bahwa Jateng menduduki peringkat kesembilan kasus AIDS terbanyak dengan angka 175 penderita. Data hingga 30 September 2006 ini menunjukkan posisi pertama masih diduduki DKI Jakarta dengan angka 2.394, disusul Jatim (820) dan Papua (814). Bali yang sering bersentuhan dengan turis asing berada di posisi ke-5 dengan angka penderita AIDS 307.(www.suaramerdeka.com)

Sepanjang tahun 2007 hingga Bulan Januari 2008, di Kabupaten Semarang telah ditemukan lagi 41 kasus positif HIV/AIDS. Hingga Januari 2008 total kasus HIV/AIDS yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 132. Terdiri dari 110 kasus HIV dan 22 kasus AIDS. Secara keseluruhan, Kabupaten Semarang berada di peringkat ketiga jumlah kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah setelah Kota Semarang (329 kasus) dan Kabupaten Banyumas (117 kasus). (www.semarangkab.go.id)


Melihat kehidupan kota Semarang, yang semakin modern, tidak dipungkiri lagi bahwa kita terlena dengan keindahan gaya hidup bebas yang semakin marak. Pernahkah terlintas di pikiran kita bahwa semua itu dapat membawa kita untuk ’bertemu’ dengan virus HIV bahkan AIDS. Sekali lagi perlu diingat, gaya hidup modern tidak selalu indah. Terlalu modern dan terlalu bebas menikmati hidup seperti berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks tanpa pelindung atau gemerlapnya dunia malam yang akhirnya membawa kita larut dalam memakai obat-obat terlarang dengan menggunakan jarum suntik secara bergantian, tanpa sadar virus HIV/AIDS bebas berkeliaran di sekitar kita. Kepala Biro Bina Mitra Polda Jateng Kombes Pol Drs Muktamin Sunoto SH MM MHum, menjelaskan bahwa Kota Semarang merupakan wilayah di Jateng yang paling rawan dalam hal penyalahgunaan narkoba. Setelah itu disusul daerah Surakarta, Pekalongan, dan Banyumas.(www.suaramerdeka.com)


Melihat keadaan yang demikian, maka sangat perlu dilakukan upaya pencegahan penularan virus HIV yaitu dengan memberikan pendidikan seks serta sosialisasi HIV sejak dini yaitu sejak usia SMP. Pengetahuan seks yang cukup, dapat menghindari terjadinya hal-hal yang seharusnya tidak terjadi. Presiden Perkumpulan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia Dr Suryono Slamet Iman Santoso SpOG menjelaskan, seksualitas bukan hanya tentang alat kelamin, hubungan seks, dan sebagainya. Menurutnya, pembelajaran tentang seks harus dimulai sedini mungkin dan sebaiknya dimulai dari keluarga di usia tersebut . Kalau kebenaran informasi seksualitas kian terhambat karena asas 'tabu' dalam budaya, bisa berbahaya. Sebab, hal itu mampu membangkitkan rasa penasaran manusia untuk mencari 'kebenaran' menurut versi masing-masing yang belum tentu dipertanggungjawabkan. Selain dari keluarga, lembaga formal seperti sekolah pun penting untuk menyampaikan informasi tersebut secara benar dan lengkap.


Salah satu cara penyampaian pendidikan seks dan sosialisasi HIV yang tepat untuk anak usia SMP adalah melalui komik. Komik merupakan karya seni yang khas dengan menggabungkan seni menggambar, seni bercerita, dan seni tulis. Bahkan disebut-sebut komik sebagai “pintu masuk“ untuk kesenangan anak membaca. Komik merupakan salah satu media massa yang sangat dekat dengan anak-anak selain televisi. Hal ini didukung dengan survey yang dilakukan AC Nielsen terhadap audience usia 5-14 tahun periode 29 April-26 Mei 2001 di lima kota besar di Indonesia Pesan yang disampaikan mudah dicerna anak. Dicontohkan komik semacam Tintin, dari gambar tokohnya sudah bisa “berbicara“ dan bikin tertawa. Sampai anak yang belum bisa baca tulis pun akan menangkap ceritanya.

Berdasarkan uraian di atas, kami tertarik dan tergerak untuk melaksanakan kegiatan berupa pembuatan komik HIV-care sebagai media sosialisasi bahaya HIV dan pendidikan seks untuk anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten Semarang.


Pelaksanaan Program

Pembuatan Komik
Penyusunan komik HIV-Care melalui beberapa tahap, yaitu tahap pertama adalah penulisan scenario, baik itu berupa percakapan maupun model gambar yang akan ditampilkan dalam komik tersebut. Setelah komik setengah jadi, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pihak pemerintah, yaitu Departemen Pendidikan Daerah setempat untuk menanyakan kelayakan komik tersebut beredar di kalangan siswa SMP sederajat. Ijin dari pemerintah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah penyelesaian pembuatan yaitu komik dicetak dan siap untuk beredar.

Persiapan Sosial

Pada tahap ini akan dipersiapkan sebuah tim pengelola dan pelaksana kegiatan.

Perencanaan Kegiatan

Setelah tahap persiapan sosial, kegiatan direncanakan bersama-sama dengan pengelola dan pelaksana kegiatan mengenai hal penentuan waktu pelaksanaan dana berbagai pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan HIV-Care.


Kegiatan HIV-Care ini berupa:

1) Penyuluhan tentang HIV-Care
Program penyuluhan ini dimaksudkan untuk memberikan dasar materi mengenai HIV-AIDS secara jelas, untuk bekal meeka selanjutnya dalam mengkonsumsi komik yang telah disiapkan agar pengetahuan mereka lebih luas lagi.

2) Sosialisasi Komik HIV-CarePengadaan Komik HIV-Care di sekolah sasaran, setelah dilakukan penyuluhan untuk dibaca oleh para siswa sekolah tersebut.

Label : Phone Cell Wallpapers Game Phone Free Games Free car body design

0 Responses to "HIV Care"

Posting Komentar